Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Semua Manusia Adalah Kristus

Penjelasan Singkat, Apa itu Ekofeminisme?
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
MATIUS 7:12

Nampaknya firman Tuhan dalam Injil Matius dan terdapat pula pada Lukas 6:31 sangat familiar bagi kita karena berasal dari Kitab Suci agama-agama. Perkataan Juruselamat begitu nyata sehingga seolah-olah Yesus sedang berbicara hari ini, dalam konteks zaman ini, bukan lebih dari ribuan tahun yang lalu. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa agama memiliki ajaran cinta dan kasih yang universal. Bagaimana kata-kata ini dapat diverifikasi?

Perlu dicatat bahwa agama tidak lain adalah kehidupan kita sehari-hari. Makan dan minum, berumah tangga, jual beli, bekerja bersama, menghormati yang tua, menghargai yang muda, memuliakan mereka yang berbeda, bertetangga, bersosialisasi adalah hal sehari-hari dari sifat manusia, jika agama tidak pernah ada maka manusia akan tetap melakukan semua itu.

Agama kemudian melegitimasi dan memberi pahala di dunia ini dan di akhirat. Ini sekali lagi menegaskan bahwa agama itu mudah dan tidak membebani orang. Tuhan itu sangat manusiawi dan paling pengertian. Hanya saja, ada orang yang "libur berpikir" dan "cacat pustaka" yang mempersulit diri dan agamanya dengan dalih mencari ridha Tuhan. Nyatanya, jika si "orang itu" itu marah dan benci, mereka merasa Tuhan dan Nabi juga mendukung amarah dan kebencian mereka. Bisakah Anda menyenangkan Tuhan dengan menyakiti sesama manusia? Bisakah Anda menyenangkan Tuhan tanpa mengenal Dia?

Pola attitude adalah cermin dari pola pikir. Tindakan adalah pikiran yang sedang bergerak. Oleh karena itu, cara pandang seseorang tentang agama dan teologi akan mempengaruhi tingkah laku sehari-hari, baik dalam kehidupan beragama maupun sosial bernegara.

Jika pandangan agama seseorang cenderung eksklusif (cacat), maka tanpa pandang bulu akan memanjakan kata-kata kafir dan mengutuk siapa pun di luar dirinya, dan kelompoknya. Di sisi lain, jika perspektif seseorang inklusif dan pluralis, dia akan menerima semua perbedaan sebagai keintiman dan keindahan. Bisakah manusia memiliki demokrasi tanpa kebebasan beragama? Bukankah benar bahwa Tuhan menginginkan kita menjadi berbeda-beda? Bukankah Tuhan Sangat Maha Berbeda?

Gereja menyadari bahwa perbedaan adalah suatu kebutuhan. Jadi, segala bentuk keseragaman hanya akan melukai sesamanya dan menorehkan luka pada manusia. Cepat atau sangat cepat, sikap tertutup akan dibabat oleh waktu. Pandangan paling ekspresif tentang keterbukaan Gereja terbukti dalam dokumen Konsili Vatikan II tentang "Deklarasi Hubungan Gereja dan Agama Non-Kristen" (Nostra Aet-ate) yang telah mempengaruhi seluruh komunitas Katolik, setidaknya dari 1965 hingga sekarang.

Kemudian, teolog Katolik terbesar abad ke-20, Karl Rahner (1904-1984) dalam bukunya, Theological Investigations dalam ketebalan 20 jilid membahas nasib (di akhirat) orang-orang yang hidup sebelum karya penyelamatan Yesus muncul, atau umat manusia yang hidup setelah itu akan tetapi tidak pernah tersentuh oleh Injil?

Karl Rahner meminta Gereja merevisi pandangannya mengenai extra ecclesiam nulla salus (di luar Gereja, tidak ada keselamatan) dan extra ecclesiam nullus profeta (di luar Gereja, tidak ada nabi) yang dikukuhkan pada Konsili Florence yang mulai dari  tahun 1438 - 1445.

Dalam pandangan Rahner, sangat mungkin menemukan anugerah Yesus dari semua agama tanpa harus menjadi seorang Kristen terlebih dahulu. Inilah yang kemudian dia sebut sebagai Kristen anonim. Bagi Rahner, orang Kristen tidak hanya bisa, tapi bahkan harus menganggap agama non-Kristen sebagai "sah" dan "jalan keselamatan" karena Tuhan memang melimpahkan kasih-Nya secara universal. Benar bahwa keselamatan ada di dalam Yesus Kristus, tetapi Gereja tidak boleh mengutuk agama lain sebagai salah dan tanpa keselamatan.

Meski tidak sesempurna otoritas Gereja, keselamatan melalui Kristus juga ada di semua agama tanpa menggunakan nama Kristus, Rahner menggunakan istilah Unnamed Christ. Artinya, Yesus tetap menjadi norma di mana kebenaran dan keselamatan bersemayam dan sangat mungkin bahkan di luar agama Kristen formal. Dengan demikian, penganut agama lain tidak harus secara eksplisit menjadi Kristen untuk sampai pada kebenaran dan mendapatkan keselamatan.

Berdasarkan pandangan itu, pemeluk agama di luar agama Kristen bisa lebih beragama Kristen dibandingkan dengan pemeluk agama Kristen formal yang sah, tidak menutup kemungkinan secara moral bahwa di luar Gereja bisa lebih saleh daripada yang ada di dalam Gereja. karena boleh jadi akan berlama-lama di Gereja dan tempat ibadah lainnya, itu hanya "pelarian spiritual" karena mereka enggan terlibat dalam kehidupan sosial dan memanusiakan manusia.

Kesimpulannya adalah, keselamatan universal, secara ontologis didasarkan pada tindakan kreatif Tuhan dan secara historis hadir dalam peristiwa Yesus. Pada akhirnya, kristosentrisme mengarah pada teosentrisme, yaitu mengalihkan perhatian dari "keunikan" Yesus ke "universalitas" Tuhan.

Dalam percakapan ini, Rahner tidak sendiri. ada juga seperti Louis Barkhof dengan "common grace (anugerah umum)" -nya, mendiang Nurcholish Madjid dengan "al-Islam" -nya, Franz Magnis-Suseno dengan "iman yang inklusif" -nya, dan juga almarhum, Gus Dur dengan "pluralismenya". Pandangan mereka inilah yang membuat kita harus memiliki keyakinan mendasar bahwa antara kebenaran akhir wahyu di satu sisi dan ketidaklengkapan akal untuk tetap memandang di sisi lain bukanlah sesuatu yang harus dibenturkan dan dirobek. Akal adalah pembantu kerja sama dengan wahyu dalam menjalankan keharmonisan hidup.

Nasihat terbaiknya adalah: sebelum kamu belajar tentang Tuhan dan agama, pelajari dulu tentang manusia dan kemanusiaan, agar nanti ketika kamu membela Tuhan dan agama, kamu tidak lupa bahwa kamu adalah manusia. Anda bukanlah Tuhan yang tahu benar atau salah dan selalu menyerang mereka yang berbeda dengan anda. Tak perlu menyalahkan orang lain, biarkan mereka ceria dengan warna masing-masing. Ini adalah konsep memanusiakan manusia dan cinta universal seperti yang tertulis dalam buku Peradaban Sarung.

Selamat Natal dan Tahun Baru 2020 untuk saudara-saudara Kristen saya di seluruh dunia, semoga kelahiran dan kemuliaan Yesus akan menginspirasi semua anak bangsa ini untuk lebih damai, bangkit, maju dan menang dengan merayakan perbedaan.

Kamu yang beragama islam tidak akan menjadi kristen hanya dengan mengucapkan selamat natal saja, karena untuk menjadi kristen harus sudah dibaptis. Hanya orang yang dirasuki oleh Abu Jahl dan dirasuki oleh Abu Lahab yang menyamakan ucapan selamat natal dengan akidah dalam Islam.

Nah, bagi anda yang masih berdebat tentang hukum, tentang ucapkan selamat natal, saya ucapkan selamat menghabiskan energi dalam perdebatan itu. Memang, tidak perlu kreativitas tingkat tinggi untuk membenci!

Salam Hormat, saya berharap Anda bahagia dan mulia.